kami rindu bekunya badan ketika mandi pagi telah datang
iya, karena kami dijakarta.
Tinggal dijakarta di kos dengan berbagai suku bangsa dan agama membuat kita menyatukan perbedaan perbedaan yang ada.
Kami sekamar yang bersatu karena adanya kesamaan. sama sama ingin "ngirit" demi bayar kos kos an. Karena tadinya kita tinggal untuk 2 kamar. :D
Sebut saja namanya "rengginang".
Namanya lih ahhh. biasa dipanggil lih lih (
Pada suatu ketika kami memiliki janji untuk saling berkunjung di masing masing kampung halaman kami. Dan akhirnya pun terealisasi.
Yeay dieng.
Bukannnn... dia bukan tinggal dipuncaknya dieng.:P Tapi di kota wonosobolah dia berdomisili. Diliat dari maps, butuh 9 jam 30 menit lah waktu perjalanan untuk sampai di kotanya. kami berangkat dari Dam*i kemayoran. Kali itu kami mempercayakan perjalanan kami dengan bus dam*i.
hasil capture an dari maps |
Dan yeiiii kita nyampek di rumah lih lih,. Dingiiiiiinnnnnnnn.....
Kondisi ngantuk sih sebenernya cuman kan malu yak, kalok nyampek rumah orang langsung mau tidur. hehehehh.... Schedule kita hari pertama panen ikan. Rumah lih lih ada kolam ikan. Ikan nya gede gede banget. Mungkin kalok ukuran orang, itu ikan udah dipanggil kakek kakek kali ya.! :D
Satu kesempatan yang merugi sekali kalok dilewati. Udaranya. Hawanya. Asli sejuk bener. Rumahnya Lih lih strategis. Dekt dengan kali, dan kayak ada semacam penampungan air, dan itu seger banget. Sepintas kayak semacam "grojokan" gtu. Dan sorenya mau nggak mau saya pun memberanikan diri untuk mandi. Jangan ditanya berapa suhunya. Karena aku pun nggak bisa menjawabnya.
Dan hari Minggunya, 16 Agustus 2015 kita mengunjungi dataran tinggi dieng. Nggak terlalu jauh jarak yang harus ditempuh untuk kepuncak dari rumah lih lih. Mungkin sekitar 30 menit dengan kondisi jalanan lancar.
welcome dieng |
Ada beberapa tempat yang kita kunjungi. Seperti Dieng Plateau Theater. Kesan pertama mendengar tempat ini aku membayangkan ada live perform dari pemain seni dieng untuk menampilkan cerita apalah gtu. Tapi ternyataTheater ini menampilkan hasil dokumentasi berupa vidio yang mnceritakn tentang sejarah dieng dll. Sayng aku nggak ada dokumentasinya. karena memang kami wisatawan yang berkunjung tidak boleh meliput vidio tersebut. Jadi ya ok lah. Setidak nya kami ikut mensukseskan peraturan tersebut.
dari dieng plateau |
dari dieng plateau juga |
kemudian kita ke kawah. Untuk sampai disini, mungkin nggak perlu kaget kalau kita menjumpai bau belerang yang cukup menyengat.
kebetulan ada komunitas motor trail |
ini lah si lih lih |
Lepas dari kawah kita ke candi, Dan kebetulan saya lupa nama candinya. :D
Kalau nggak salah ada beberapa candi yang ada di dataran tinggi dieng. Cuman mengingat waktu sudah sore dan badan juga emang lagi menuntut haknya, jadi kita cukupkan perjalanan ini dan pulang ke rumah lih lih.
Tapi ternyata perjalanan pulang tidak semulus ketika berangkat. Macettttttt . Udah jalanananya sempit pulak. Tapi seru. Untung ketolong sama hawa dinginnya.
Macet nya mengular |
Dan keesokan harinya kita harus balik ke jakarta lagi. Meskipun raga ini ogah ogahan buat pulang tapi bos dikantor sudah mulai kasih peringatan, artinya kita sudah harus balik kerja lagi...
Kita pulang kejakarta masih mempercayakan sama dam*i. Eh ternyata jadwal yang kita mau ticketnya udah abis... Tapi kita ditawarin untuk membeli kursi, yang kita sendiri nggak tau posisi kursi itu safety atau nggak? legal atau ilegal? dan tarifnya pun lebih murah sedikit dari yang seharusnya. Tapi masih masuk kategori nyaman lah.. Kita pun juga masih bisa tertidur pulas. Dan Jakarta we back.!!
Dieng, see you again..!!@!@$&*()&^$#%^&*_++